Senin, 28 Februari 2011

contoh cese study hasil kegiatan anggota kkg guslah 4 pabuaran

Kumpulan Contoh Case Study (Studi Kasus)
Peserta KKG Gugus IV Kecamatan Pabuaran

(Oleh : Wardi, S.Pd, Guru kelas VI SD Negeri Darma Bakti
Kec Pabuaran Subang)

Mereka sangat antusias

Semenjak aku mutasi dari SD Negeri Kedungmaya Kecamatan Cibogo Ke SD Negeri Darma Bakti Kecamatan Pabuaran Pada tahun 2002 aku diberi tugas oleh kepala sekolah memegang kelas VI. Sebenarnya jurusan studi yang aku tempuh adalah jurusan Pendidikan jasmani dan Rekreasi D2 di PGSD Penjas IKIP Bandung dan terakhir S1 Menempuh di Universitas Majalengka (UNMA) Jurusan PJKR. Tetapi Karena guru di SD tempat aku mengajar kurang, jadi oleh kepala sekolah diberi tugas memegang kelas. Sembilan tahun sudah aku mengajar dikelas VI. Selama itu juga aku sebisa mungkin memberikan arahan-arahan, motivasi, penguatan dan memacu semangat belajar kepada seluruh siswa yang pernah aku ajar dikelasnya agar peserta didik tersebut dapat berkembang semua ranah yang ada, yaitu dari segi asfek perkembangannya, baik itu kognitifnya, afektifnya maupun psikomotornya.
Pagi yang cerah aku bergegas berangkat kesekolah dengan menggunakan sepeda motor barang yang aku bawa agak banyak juga untuk mempersiapkan Kegiatan Belajar Mengajar.. Sesampainya di sekolah seperti biasa sebagaian murid kelas VI dan kelas yang lainnya berlarian mendekati aku untuk bersalaman. Anak-anak melihat yang aku bawa, “bawa apa itu pak?” Tanya Yati “ia pak bawa apa sih?” Indah ikut bertanya. Aku hanya tersenyum lalu menjawab nati dikelas ya.. ,”Asyiiik” Karin berteriak. aku masuk ke kantor sekolah, lalu aku mempersiapkan segalanya untuk mengajar di kelas. Pelajaran pertama pada hari itu adalah IPA dengan bahasan Pergerakan Bumi dan bulan. Seperti biasa sebelum masuk ke kelas semua murid dibariskan didepan kelas untuk di tes hafalan perkalian dari 1- 10 secara rutin. Hari itu perkalian 8, semua murid melaksanakannya dengan dites oleh teman sebayanya secara bergantian
yang sudah bisa sehingga tes perkalian tersebut dapat diselesaikan secara cepat. Pukul 07.15 bel masuk berbunyi lalu KM menyiapkan dalam formasi berbaris dan seluruh murid masuk kelas dengan tertib dan rapih.
Setelah semua murid masuk kelas dipimpin oleh KM siswa berdo.a lalu mengucapkan salam dengan ucapan “assalamualikum warohmatullohi wabarokatuh” dan aku menjawab salam itu.
Sebenarnya dari tadi anak-anak itu saling berbisik dengan temannya, sambil melihat barang yang di bawa oleh aku. Tetapi mereka tidak ada yang berani untuk menayakan hal itu. Setelah mereka duduk rapih wahyu bertanya “pak…bawa apa itu. Laptop ya pa… ia jawab ku. Tapi yang satunya apaan sih pak?... Tanya Diki. Oh ini adalah infokus sering juga disebut projector. “Apa kegunaanya pa?” … banyak sekali pertanyaan dari murid. Hampir seluruh murid bertanya akan hal itu. Lalu dengan cepat aku memasang infokus yang dibantu oleh Angga Ketua Murid kelas VI. Setelah terpasang semuanya bersama laptop lalu aku menerangkan tentang materi yang akan di bahas hari itu. Anak anak mendengarkan sangat serius.
Wahyu nyeletuk „ pak…kapan filmnya dimulai?.. sambil tersenyum aku menjawab tenang sebentar lagi. Sekarang timbul pertanyaan dalam hati aku kok anak-anak semuanya sangat antusias sekali ya… dengan hal tekhnologi terbaru ini. Apakah dengan metode tanyangan gambar menggunakan Ilmu Tekhnologi(IT) seperti Laptop dan Infokus ini akan berhasil ?
Karena semuanya sudah siap aku masukan CD Yang berhubungan dengan pelajaran tersebut. Kebetulan sekolah membeli CD EDNIK (Education Elektronik) dari CV yang datang menawarkan kesekolahku. Mulailah aku membuka CD dengan materi pelajaran pergerkan bumi dan planet lainnya.. Sebelum CD dibuka anak anak-anak saling berbisik dengan temannya angga berkata “wow…nonton film”. Setelah gambar terbuka mulailah aku menerangkan seluruh gambar yang ada dalam materi itu. Anak-anak seluruhnya terdiam sambil memperhatikan gambar yang ditayangkan. kelihatan sangat serius sekali
memperhatikan gambar-gambar yang ditayangkan. Dari tayangan tersebut ada gambar yang bergerak sesuai dengan aslinya. Dalam hati timbul lagi pertanyaan mengapa anak-anak sangat serius memperhatikan gambar yang ditayangkan lewat Infokus?
Setelah tayangan selesai dipersilahkan kepada siswa untuk bertanya tentang pelajaran yang telah di berikan sesuai dengan tayangan tadi. “Pak sekarang jadi lebih jelas dan dapat di mengerti tentang apa itu planet”! celetuk angga. Dalam hati bangga dengan model pembelajaran seperti ini jadi memberi jalan anak untuk berani bertanya. Lalu dilanjutkan dengan membagikan Lembar kerja Siswa (lks) anak pun dengan semangat mengerjakan LKS tersebut dengan pertanyaan yang berhubungan dengan tayangan tersebut. Setelah selesai lau dikumpulkan. Setelah itu LKS yang tadi di kerjakan di bahas satu persatu, ternyata sebagian besar anak bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan pada LKS. AKHIRNYA waktu pelajaran sudah selesai. Ada sedikit kepuasan dalam hati dengan model pembelajaran ini. Mungkinkah akan berhasil ?

Rabu, 02 Februari 2011

Studi Kasus atau Case Study

APA ITU CASE STUDY?
Dalam dunia pendidikan ada dua jenis Case Study
Jenis 1: Case Study sebagai jenis penelitian
Ciri khas utama: penelitian terinci tentang masalah tertentu untuk membantu pemahaman tentang masalah tersebut melalui ‘deskripsi tebal’ masalah dan konteksnya yang diteliti (Keith Tabor, 2006).
Jenis 2: Case Study sebagai alat pengembangan profesi guru
Ciri khas utama: Pengkajian oleh pengajar tentang pengalaman pengajaran yang dialami dengan tujuan mengidentifasi masalah untuk diperbaiki (J. Shulman, …….).
Case Study yang cocok untuk kebutuhan guru adalah jenis kedua

HAKIKAT CASE STUDY
·         Case Study atau studi kasus  adalah rangkuman pengalaman pembelajaran (pengalaman mengajar) yang ditulis oleh seorang guru/dosen dalam praktik pembelajaran mereka di kelas. Pengalaman tersebut memberikan contoh nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru pada saat mereka melaksanakan pembelajaran.
·         Melalui pengkajian Case Study dalam pembelajaran dengan segala komponennya, para guru dapat melakukan evaluasi diri (self evaluation), dapat memperbaiki dan sekaligus dapat meningkatkan praktik pembelajaran mereka di kelas.
·         Case Study ditulis dalam bentuk narasi dan berisi pengalaman pembelajaran yang paling berkesan yang Anda ingat karena kesuksesannya, kesulitan, atau pengalaman yang penuh problematika.

BEBERAPA MANFAAT CASE STUDY
1)       Sebagai evaluasi diri (self evaluation) bagi guru untuk dapat memperbaiki dan sekaligus dapat meningkatkan praktik pembelajaran mereka di kelas.
2)       Sebagai pembuka wawasan mahasiswa calon guru terhadap pembelajaran dan penanaman konsep bagamana seharusnya pembelajaran itu berlangsung.
3)       Guru dan mahasiswa calon guru dapat belajar dari kegagalan orang lain (guru penulis Case Study).
4)       Menemukan kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran berdasarkan pengalaman penulis Case Study.

BEBERAPA CARA MENGEMBANGKAN CASE STUDY
1)      Seorang guru menceritakan/menulis pengalaman yang sukses atau suatu permasalahan menarik yang muncul saat pembelajaran dengan pokok bahasan atau topik tertentu. Pengalaman yang diceritakan/dituliskan itu menggambarkan pemikiran guru tersebut tentang mengapa permasalahan atau pengalaman tersebut menarik.
2)      Harus ditulis sesegera mungkin supaya tidak terlupakan.
3)      Sebagai masukan dalam penulisan, penulis narasi dapat mempedomani komentar-komentar guru lain (guru mitra) yang ikut mengamati proses pembelajaran.
Petunjuk Untuk Penulisan Case Study

1.         Case Study harus mendeskripsikan kejadian yang real.  Case Study bukan dongeng yang memperagakan perilaku atau hasil yang ideal.  Penulis perlu jujur.
2.         Ditulis dengan gaya informal dan alami sehingga mudah menarik rasa empati dari para pendengar untuk si penulis.
3.         Narasi kegiatan pembelajaran perlu dibuat/ditulis lengkap sehingga pengalaman bisa dibayangkan oleh pembaca.
4.         Sangat faktual dan kontekstual: nama siswa ada; kata riil dari siswa kalau diingat.
5.         Perlu ada problematika yang didalamnya dibentangkan hal yang dirasakan oleh guru pengajar dan yang membuka interpretasi yang bervariasi pada saat diskusi tentang masalah inti, sehingga semua peserta tertarik untuk mengikutinya.
6.         Perlu mencari tahu tentang masalah yang ada didalamnya dan mempertanyakan tentang solusi.
Pendek — dua halaman cukup.